Rabu, 27 Juli 2011

Routing

1. Pengertian Routing
    Routing adalah sebuah proses untuk meneruskan paket-paket jaringan dari satu jaringan ke jaringan lainnya melalui sebuah antar-jaringan (internetwork). Routing juga dapat merujuk kepada sebuah metode penggabungan beberapa jaringan sehingga paket-paket data dapat hinggap dari satu jaringan ke jaringan selanjutnya. Untuk melakukan hal ini, digunakanlah sebuah perangkat jaringan yang disebut sebagai Router. Routing tersebut akan menerima paket-paket yang ditujukan ke jaringan di luar jaringan yang pertama, dan akan meneruskan paket yang diterima kepada penghalarouter lainnya hingga sampai kepada tujuannya.

2. Jenis Routing
    a. Routing Static
    b. Routing Dinamic


3. Tabel Routing
    Tabel routing  adalah Sebuah router mempelajari informasi routing dari mana sumber dan tujuannya yang kemudian di tempatkan pada tabel routing. Router akan berpatokan pada tabel ini. untuk memberi tahu port yang akan digunakan untuk meneruskan paket ke alamat tujuan.


4. Routing Static
    Routing Static adalah salah satu cara untuk membuat table routing secara manual. Routing static bersifat statik, tidak berubah-rubah dan diset oleh user/pengguna.

Pada Routing statik
  • Router tidak berbagi informasi routing.
  • Jumlah gateway terbatas.
  • Routing tabel dibuat manual.

Cara kerja routing statis dapat dibagi menjadi 3 bagian
  • Jaringan yang mengkonfigurasi router.
  • Router melakukan routing berdasarkan informasi dalam tabel routing.
  • Routing statis digunakan untuk melewatkan paket data.
Seorang administrator harus mengunakan perintah ip.route scara manual untuk mengkonfigurasi router dengan routing statis.


5. Routing Dynamic
    Routing Dynamic adalah routing yang memanfaatkan suatu algoritma sehingga perangkat router dapat menentukan jalur routingnya secara otomatis, dengan cara menjelajah jaringan tersebut dan bertukar informari routing antar router.

Pada Routing dinamik
  • Router berbagi informasi routing secara otomatis
  • Jumlah gateway sangat banyak.
  • Routing tabeel dibuat secara dinamik.
  • Membutuhkan protokl routing seperti RIP atau OSPF

  Routing protokol adalah berbeda dengan router protokol. Routing protokol adalah komunikasi antara router2. Routing protokol mengijinkan router untuk sharing informasi tentang jaringan dan koneksi antar router. Router menggunakan informasi ini untuk membangun dan memperbaiki tabel routingnya. seperti pada contoh dibawah ini.

Ada beberapa routing dinamic untuk IP. dibawah ini adalah dinamik routing yang sering digunakan :
  • Routing Information Protocol (RIP) 
  • Interior Gateway Routing Protocol (IGRP) 
  • Open Shortest Path First (OSPF)   
  • Enchanced Interior Gatway Routing Protocil (EIGRP)  
  • Exiterior Gateway Protocol (EGP) 

 6. Keuntungan dan kekurangan Routing Static dan Routing Dynamic

a. Routing Static
Keuntungan routing statis :
  • Beban kerja router terbilang ringan dibandingkan dengan routing dinamis. Karena router hanya mengupdate sekali saja ip table yang ada. (pada saat di konfigurasi)
  • Pengiriman paket data yang lebih cepat karena jalur-jalur (path) sudah di ketahui terlebih dahulu.
  • Analisa kesalahan pada topologi jaringan lebih cepat diketahui.
Kerugian routing statis :
  • Harus tau semua alamat IP network yang akan di kenalkan atau dituju beserta next hoopnya (jalur yang akan dilewati).

b.Routing Dynamic
Keuntungan routing dinamis :
  • hanya mengenalkan alamat yang terhubung langsung dengan routernya (kaki-kakinya).
  • Tidak perlu mengetahui semua alamat network yang ada.
  • Bila terjadi penambahan suatu network baru tidak perlu semua router mengkonfigurasi. Hanya router-router yang berkaitan.
Kerugian routing dinamis :
  • beban kerja router lebih berat karena selalu memperbarui ip table pada setiap waktu tertentu.
  • kecepatan pengenalan dan kelengkapan ip table terbilang lama karena router membroadcast ke semua router sampai ada yang cocok. Sehingga setelah konfigurasi harus menunggu beberapa saat agar setiap router mendapat semua alamat ip yang ada.
  • Susah melacak permasalahan pada suatu topologi jaringan lingkup besar , karena

Jumat, 22 Juli 2011

TCP/IP Versi 6

1. Pengertian TCP/IP Versi 6
    TCP IP versi 6 adalah sebuah jenis pengalamatan jaringan yang digunakan di dalam protokol jaringan TCP/IP yang menggunakan protokol IP versi 6. Panjang totalnya adalah 128-bit, dan secara teoritis dapat mengalamati hingga 2128=3,4 x 1038 host komputer di seluruh dunia.

2. Format Alamat TCP/IP Versi 6

    Dalam IPv6, alamat 128-bit akan dibagi ke dalam 8 blok berukuran 16-bit, yang dapat dikonversikan ke dalam bilangan heksadesimal berukuran 4-digit. Setiap blok bilangan heksadesimal tersebut akan dipisahkan dengan tanda titik dua (:). Karenanya, format notasi yang digunakan oleh IPv6 juga sering disebut dengan colon-hexadecimal format, berbeda dengan IPv4 yang menggunakan dotted-decimal format.


00100001110110100000000011010011000000000000000000101111001110110000001010101010000000001111111111111110001010001001110001011010

Untuk menerjemahkannya ke dalam bentuk notasi colon-hexadecimal format, angka-angka biner di atas harus dibagi ke dalam 8 buah blok berukuran 16-bit:


0010000111011010 0000000011010011 0000000000000000
0010111100111011 0000001010101010 0000000011111111
1111111000101000 1001110001011010

Lalu, setiap blok berukuran 16-bit tersebut harus dikonversikan ke dalam bilangan heksadesimal dan setiap bilangan heksadesimal tersebut dipisahkan dengan menggunakan tanda titik dua. Hasil konversinya adalah sebagai berikut:

21DA:00D3:0000:2F3B:02AA:00FF:FE28:9C5A


3. Jenis Alamat TCP/IP Versi 6
    IPv6 mendukung beberapa jenis format prefix, yakni sebagai berikut:
  • Alamat Unicast, yang menyediakan komunikasi secara point-to-point, secara langsung antara dua host dalam sebuah jaringan.
  • Alamat Multicast, yang menyediakan metode untuk mengirimkan sebuah paket data ke banyak host yang berada dalam group yang sama. Alamat ini digunakan dalam komunikasi one-to-many.
  • Alamat Anycast, yang menyediakan metode penyampaian paket data kepada anggota terdekat dari sebuah group. Alamat ini digunakan dalam komunikasi one-to-one-of-many. Alamat ini juga digunakan hanya sebagai alamat tujuan (destination address) dan diberikan hanya kepada router, bukan kepada host-host biasa.
 4. Perbandingan TCP/IP Versi 4 dan TCP/IP Versi 6

Ipv4 IPv6
Panjang alamat 32 bit (4 bytes) Panjang alamat 128 bit (16 bytes)
Dikonfigurasi secara manual atau DHCP IPv4 Tidak harus dikonfigurasi secara manual, bisa menggunakan address autoconfiguration
Dukungan terhadap IPSec opsional Dukungan terhadap IPSec dibutuhkan
Header mengandung option. Data opsional dimasukkan seluruhnya ke dalam extensions
header.
Tidak mensyaratkan ukuran paket pada link-layer dan harus bisa menyusun kembali paket berukuran 576 byte. Paket link-layer harus mendukung ukuran paket 1280 byte dan harus bisa menyusun
kembali paket berukuran 1500 byte
Fragmentasi dilakukan oleh pengirim dan  ada router, menurunkan kinerja router. Fragmentasi dilakukan hanya oleh pengirim
Checksum termasuk pada header. Cheksum tidak masuk dalam header.
Menggunakan ARP Request secara broadcast untuk menterjemahkan alamat IPv4 ke alamat
link-layer.
ARP Request telah digantikan oleh Neighbor Solitcitation secara multicast.
Untuk mengelola keanggotaan grup pada subnet lokal digunakan Internet Group Management Protocol (IGMP). IGMP telah digantikan fungsinya oleh Multicast Listener Discovery (MLD)

Subnetting Versi 4

1. Pengertian Subnetting
    Subnetting adalah teknik memecah suatu jaringan besar menjadi jaringan yang lebih kecil dengan cara mengorbankan bit Host ID pada subnet mask untuk dijadikan Network ID baru.

2. Subnet Mask
    Subnet Mask adalah angka biner yang digunakan untuk membedakan network id dengan host id, menunjukkan letak suatu host, apakah berada di jaringan local atau jaringan luar.

3. Subnet Mask Pada Tiap kelas TCP/IP

Kelas Subnet Mask Biner Subnet Mask Desimal
Kelas A 11111111.00000000.00000000.00000000 255.0.0.0
Kelas B 11111111.11111111.00000000.00000000 255.255.0.0
Kelas C 11111111.11111111.11111111.00000000 255.255.255.0 

4. Aturan Koneksi Antar Host Pada Satu Subnetting
  • Network Id harus sama 
  • Host Id tidak boleh sama
  • Net Mask harus sama
  • IP broadcast harus sama
5. Contoh Kasus

Suatu IP address 192.168.1.6/27 , tentukan :

  • Subnet masknya?
  • Berapa buah rentang host pada tiap subnet?
  • Berapa subnetting yang terbentuk?
  • IP address berada pada subnet berapa?
  • Berapa Net Id dan Broadcast Id?
=> Jawab:
  • Subnet mask
            11111111 . 11111111 . 11111111 . 11100000
                  255             255            255              224
  • Rentang host Pada tiap subnet
           Gunakan rumus 2^h, dengan h adalah jumlah bit 0 pada host ID (11100000)
           Maka 2^h=2^5=32

  • Jumlah Subnetting yang terbentuk
          Menentukan Jumlah subnet (Sub Jaringan) baru yang terbentuk.gunakan rumus 2^n dengan n adalah 
          jumlah bit 1 pada host ID yang telah dimodifikasi(11100000)
          Maka 2^n=2^3=8

  •  IP address berada pada subnet
           Untuk mengetahuinnya maka kita kelompukkan semua subnet yang terbentuk
            I        192.168.1.0  s/d  192.168.1.31  => IP addres tersebut berada pada subnet I
            II       192.168.1.32  s/d  192.168.1.63
            III      192.168.1.64  s/d  192.168.1.95
            IV     192.168.1.96  s/d  192.168.1.127
            V      192.168.1.128  s/d  192.168.1.159
            VI     192.168.1.160  s/d  192.168.1.191
            VI     192.168.1.192  s/d  192.168.1.223
            IIX    192.168.1.224  s/d  192.168.1.255
  • Net Id dan Broadcast Id
          Net Id = 192.168.1.0
          Broadcast Id = 192.168.1.31

Kamis, 21 Juli 2011

TCP/IP Versi 4

 1. Pengertian TCP/IP

    TCP/IP (Transmission Control Protocol/Internet Protocol) adalah standar komunikasi data yang digunakan oleh komunitas internet dalam proses tukar-menukar data dari satu komputer ke komputer lain di dalam jaringan Internet. Protokol ini tidaklah dapat berdiri sendiri, karena memang protokol ini berupa kumpulan protokol (protocol suite). Protokol ini juga merupakan protokol yang paling banyak digunakan saat ini. Data tersebut diimplementasikan dalam bentuk perangkat lunak (software) di sistem operasi. Istilah yang diberikan kepada perangkat lunak ini adalah TCP/IP stack.





2. TCP/IP Versi 4
    TCP/IP versi 4 (sering disebut dengan Alamat IPv4) adalah sebuah jenis pengalamatan jaringan yang digunakan di dalam protokol jaringan TCP/IP yang menggunakan protokol IP versi 4. Panjang totalnya adalah 32-bit, dan secara teoritis dapat mengalamati hingga 4 miliar host komputer atau lebih tepatnya 4.294.967.296 host di seluruh dunia, jumlah host tersebut didapatkan dari 256 (didapatkan dari 8 bit) dipangkat 4(karena terdapat 4 oktet) sehingga nilai maksimal dari alamt IP versi 4 tersebut adalah 255.255.255.255 dimana nilai dihitung dari nol sehingga nilai nilai host yang dapat ditampung adalah 256x256x256x256=4.294.967.296 host.

3. Kelas-Kelas pada TCP/IP versi 4
   IP versi 4 dibagi ke dalam beberapa kelas, dilihat dari oktet pertamanya, seperti terlihat pada tabel. Sebenarnya yang menjadi pembeda kelas IP versi 4 adalah pola biner yang terdapat dalam oktet pertama (utamanya adalah bit-bit awal/high-order bit), tapi untuk lebih mudah mengingatnya, akan lebih cepat diingat dengan menggunakan representasi desimal.

a. Kelas A

Gambar struktur IP kelas A


Karakteristik :
  • Byte pertama : 0 – 127 
  • Jumlah : 126 Kelas A (0 dan 127 dicadangkan)
  • Range IP :1.xxx.xxx.xxx sampai 126.xxx.xxx.xxx 
  • Jumlah IP : 16.777.214 IP address pada tiap kelas A 
  • IP address kelas A diberikan untuk jaringan dengan jumlah host yang sangat besar.
Cara membaca IP address kelas A misalnya 113.46.5.6 ialah :
  • Network ID = 113 
  • Host ID = 46 . 5 . 6
  • Sehingga IP address diatas berarti host nomor 46.5.6 pada network nomor 113. 
  • Dengan panjang host ID yang 24 bit, network dengan IP address kelas A ini dapat menampung sekitar 16 juta host.
b. Kelas B

Gambar struktur IP kelas B

Karakteristik :
  • Byte pertama : 128 – 191 
  • Jumlah : 16.384 Kelas B
  • Range IP : 128.0.xxx.xxx sampai 191.155.xxx.xxx 
  • Jumlah IP : 65.532 IP address pada tiap kelas B 
  • IP address kelas B biasanya dialokasikan untuk jaringan berukuran sedang dan besar.
Cara membaca IP address kelas B, misalnya 132.92.121.1 ialah :
  • Network ID = 132.92 
  • Host ID = 121 . 1
  • Sehingga IP address diatas berarti host nomor 121 . 1 pada network nomor 132 . 92 
  • Dengan panjang host ID yang 16 bit, network dengan IP address kelas B ini dapat menampung sekitar 65000 host.
Kelas C

Gambar struktur IP kelas C

Karakteristik :
  • Byte pertama : 192 – 223 
  • Jumlah : 2.097.152 Kelas C
  • Range IP : 192 .0.0.xxx sampai 223.255.255.xxx 
  • Jumlah IP : 254 IP address pada tiap kelas C 
  • IP address kelas C awalnya digunakan untuk jarigan berukuran kecil (misalnya LAN). Tiga bit pertama dari IP address kelas C selalu berisi 111. bersama 21bit berikutnya, anka ini membentuk network ID 2 bit. Host-ID ialah 8 bit terakhir. 
  • Dengan konfigurasi ini bisa dibentuk sekitar dua juta network dengan masing-masing network memilki 256 IP address.
Kelas D
Karakteristik :

  • Byte inisial : 224 – 247 
  • Deskripsi : Kelas D adalah ruang alamat multicast (RFC 1112) 
  • IP address kelas D digunakan untuk keperluan IP multicasting. 4 bit pertama IP address kelas D di set 1110. Bit-bit berikutnya diatur sesuai keperluan multicast group yang menggunakan IP address ini. Dalam multicasting tidak dikenal network bit dan host bit.
Kelas E
Karakteristik :
  • Byte inisial : 248 – 255 
  • Deskripsi : Kelas E adalah ruang alamat yang dicadangkan untuk keperluan ekperimental 
  • IP address kelas E tidak digunakan untuk umum. 4 bit pertama IP address ini diset 1111.


Selasa, 19 Juli 2011

Model OSI ( OSI 7 Layer)

1. Pengenalan Model OSI (OSI 7 Layer)
  
    Model OSI(Open System Interconnected) dipublikasikan oleh ISO(International Standard Organization) pada tahun 1978, dan selesai modifikasinya pada tahun 1984 yang dikenal dengan OSI Reference Model. Model OSI ini menjadi framework internasional yang disarankan untuk diubah menjadi arsitektus standar komunikasi data. OSI model menggunakan 7 (tujuh) layer yang mendefinisikan fungsi-fungsi komunikasi yang menjamin kompatibel antar perangkat sistem. Sehingga setiap protokol harus berpatokan pada standar OSI.

 Gambar OSI 7 Layer

2. OSI 7 Layer dan Fungsinya

Lapisan 1- Physical Layer (Lapisan Fisik)
     Lapisan fisik dikenal juga dengan PHY Layer Lapisan ini merupakan lapisan pertama (paling bawah)pada Model OSI yang berada pada bagian paling bawah. Layer ini adalah lapisan yang paling sederhana, berkaitan dengan elektrikal (dan optikal) koneksi antar perangkat atau peralatan. Lapisan ini mendefinisikan antarmuka dan mekanisme untuk meletakkan bit-bit data di atas media jaringan. Data biner dikodekan dalam bentuk yang dapat ditransmisi melalui media jaringan, sebagai contoh kabel, transceiver dan konektor yang berkaitan dengan layer Physical. Protokol-protokol pada level Fisik mencakup IEEE 802.3, RS-232C, dan X.21. Repeater, transceiver, network interface card (NIC), dan pengabelan beroperasi di dalam lapisan ini.
     Dapat kita simpulkan bahwa Lapisan Fisik Berfungsi untuk mendefinisikan media transmisi jaringan, metode pensinyalan, sinkronisasi bit, arsitektur jaringan (seperti halnya Ethernet atau Token Ring), topologi jaringan dan pengabelan. Selain itu, level ini juga mendefinisikan bagaimana Network Interface Card (NIC) dapat berinteraksi dengan media kabel atau radio.


Lapisan 2- Data-Link Layer (Lapisan Data-Link)
   Lapisan ini berada pada laipisan kedua model OSI. Layer ini berfungsi untuk mengkonfersi  frame-frame jaringan yang berisi data yang dikirimkan menjadi bit-bit mentah agar dapat diproses oleh lapisan fisik. Layer Data-link menentukan bagai mana bit dikelompokkan menjadi format yang disebut frame.Selain itu, pada level ini terjadi koreksi kesalahan, flow control, pengalamatan perangkat keras (seperti halnya Media Access Control Address (MAC Address), dan menetukan bagaimana perangkat-perangkat jaringan seperti hub, bridge, repeater, dan switch layer 2 beroperasi. Spesifikasi IEEE 802, membagi level ini menjadi dua level anak, yaitu lapisan Logical Link Control (LLC) dan lapisan Media Access Control (MAC).
 

Lapisan 3-  Network Layer (Lapisan Jaringan)
   Lapisan ini berapa pada Lapisan Ketiga model OSI. Layer Network menyediakan fungsi routing sehingga paket dapat dikirim keluar dari segment network lokal ke suatu tujuan yang berada pada suatu network lain. Selain itu network Layer juga mendefinisikan alamat-alamat IP, membuat header untuk paket-paket, dan kemudian melakukan routing melalui internetworking dengan menggunakan router dan switch layer-3. IP, Internet Protocol, umumnya digunakan untuk tugas ini. Protocol lainnya seperti IPX, Internet Packet eXchange. Perusahaan Novell telah memprogram protokol menjadi beberapa, seperti SPX (Sequence Packet Exchange) & NCP (Netware Core Protocol). Protokol ini telah dimasukkan ke sistem operasi Netware. Beberapa fungsi yang mungkin dilakukan oleh Layer Network:
  • Pengalamatan logis dan melakukan pemetaan (routing) terhadap paket-paket melalui jaringan.
  • Membuat dan menghapus koneksi dan jalur koneksi antara dua node di dalam sebuah jaringan.
  • Mentransfer data, membuat dan mengkonfirmasi penerimaan, dan mengeset ulang koneksi.
   Lapisan jaringan juga menyediakan layanan connectionless dan connection-oriented terhadap lapisan transport yang berada di atasnya. Lapisan jaringan juga melakukan fungsinya secara erat dengan lapisan fisik (lapisan pertama) dan lapisan data-link (lapisan kedua) dalam banyak implementasi protokol dunia nyata.
Dalam jaringan berbasis TCP/IP, alamat IP digunakan di dalam lapisan ini. Router IP juga melakukan fungsi routing-nya di dalam lapisan ini.


Lapisan 4- Transport Layer (Lapisan Transport)
   Lapisan ini berapa pada Lapisan Keempat model OSI. Layer Transport Berfungsi untuk memecah data ke dalam paket-paket data serta memberikan nomor urut ke paket-paket tersebut sehingga dapat disusun kembali pada sisi tujuan setelah diterima. Selain itu, pada level ini juga membuat sebuah tanda bahwa paket diterima dengan sukses (acknowledgement), dan mentransmisikan ulang terhadp paket-paket yang hilang di tengah jalan.  Lapisan transpor bertanggung jawab untuk menyediakan layanan-layanan yang dapat diandalkan kepada protokol-protokol yang terletak di atasnya. Layanan yang tersebut antara lain:
  • Mengatur alur (flow control) untuk menjamin bahwa perangkat yang mentransmisikan data tidak mengirimkan lebih banyak data daripada yang dapat ditangani oleh perangkat yang menerimanya.
  • Mengurutkan paket (packet sequencing), yang dilakukan untuk mengubah data yang hendak dikirimkan menjadi segmen-segmen data (proses ini disebut dengan proses segmentasi/segmentation), dan tentunya memiliki fitur untuk menyusunnya kembali.
  • Penanganan kesalahan dan fitur acknowledgment untuk menjamin bahwa data telah dikirimkan dengan benar dan akan dikirimkan lagi ketika memang data tidak sampai ke tujuan.
  • Multiplexing, yang dapat digunakan untuk menggabungkan data dari bebeberapa sumber untuk mengirimkannya melalui satu jalur data saja.
  • Pembentukan sirkuit virtual, yang dilakukan dalam rangka membuat sesi koneksi antara dua node yang hendak berkomunikasi.
Contoh dari protokol yang bekerja pada lapisan transport adalah Transmission Control Protocol (TCP) dan User Datagram Protocol (UDP) yang tersedia dari kumpulan protokol TCP/IP.

Lapisan 5- Lapisan Session (Lapisan Sesi)
   Lapisan ini berapa pada Lapisan Kelima model OSI. Layer Session Berfungsi untuk mendefinisikan bagaimana koneksi dapat dibuat, dipelihara, atau dihancurkan. Selain itu, di level ini juga dilakukan resolusi nama. Lapisan ini juga menentukan bagaimana dua terminal menjaga, memelihara dan mengatur koneksi,- bagaimana mereka saling berhubungan satu sama lain atau bekerja sama.
   Lapisan sesi dari model OSI tidak banyak diimplementasikan di dalam beberapa protokol jaringan populer, seperti halnya TCP/IP atau IPX/SPX. Akan tetapi, tiga lapisan tertinggi di dalam model OSI (lapisan sesi, lapisan presentasi, dan lapisan aplikasi) seringnya disebut sebagai sebuah kumpulan yang homogen, sebagai sebuah lapisan aplikasi saja.




Lapisan 6- Layer Presentatation (Lapisan Presentasi)
   Lapisan ini berapa pada Lapisan Keenam model OSI. Layer Presentasi Berfungsi untuk mentranslasikan data yang hendak ditransmisikan oleh aplikasi ke dalam format yang dapat ditransmisikan melalui jaringan.  Contoh konversi format text ASCII untuk dokumen, .gif dan JPG untuk gambar. Layer ini membentuk kode konversi, translasi data, enkripsi dan konversi. Protokol yang berada dalam level ini adalah perangkat lunak redirektor (redirector software), seperti layanan Workstation (dalam Windows NT) dan juga Network shell (semacam Virtual Network Computing (VNC) atau Remote Desktop Protocol (RDP))


Lapisan 7- Layer Application (Lapisan Aplikasi)
   Lapisan ini berapa pada Lapisan Ketujuh (paling atas) model OSI. Layer Aplikasi Berfungsi sebagai antarmuka dengan aplikasi dengan fungsionalitas jaringan, mengatur bagaimana aplikasi dapat mengakses jaringan, dan kemudian membuat pesan-pesan kesalahan. Protokol yang berada dalam lapisan ini adalah HTTP, FTP, SMTP, dan NFS. Layer ini juga Menyediakan jasa untuk aplikasi pengguna. Layer ini bertanggungjawab atas pertukaran informasi antara program komputer, seperti program e-mail, dan service lain yang jalan di jaringan, seperti server printer atau aplikasi komputer lainnya

Senin, 18 Juli 2011

Miss A


 




Member Profile

Fei


Name: Wang Fei Fei
Stage Name: Fei
Birthday: April 27,1987
Position: Main Vocalist
Nationality: Chinese
Weight: 47kg
Height: 165cm

Jia



Name: Mong Jiah
Stage Name: Jia
Birthday: February 3, 1989
Position: Vocalist, Main Dancer
Nationality: Chinese
Weight: 45kg
Height: 166cm

Min


Name: Lee Min Young
Stage Name: Min
Birthday: June 21, 1991
Position: Vocalist, Main Dancer
Nationality: Korean
Weight: 49kg

 Suzy
Name: Bae Suzy
Stage Name: Suzy
Birthday: October 10, 1994
Position: Vocalist
Nationality: Korean
Weight: 46kg
Height: 166cm